Perkara Foto Cantik Calon Legislatif !
Ada kasus menarik akhir-akhir ini yaitu tentang pelaporan caleg Evi Apita Maya ke MK akibat mengedit foto yang dinilai berlebihan untuk dipajang saat kampanye. Beliau memenangkan suara terbanyak dan masuk di DPD RI Senayan.
Ada-ada saja yang harus
diurusi bangsa Indonesia. Bisakah kita menarik benang permasalahannya disini ? Faktanya
foto yang disebar memang hasil editan. Dan nyatanya semua foto caleg juga di
edit kan? Penggugat Farouk Muhammad mengganggap foto yang di edit oleh Evi
Apita Maya berlebihan sehingga menjadi cantik dan termasuk kepada pelanggaran
administratif. Toh bukankah tidak ada peraturan resmi mengenai foto yang akan
disebar sebelumnya?. Bahkan bukan hanya mengedit tone warna pada foto, para
caleg juga kadang berkampanye sesua dengan style nya masing-masing dan juga
unik-unik foto yang ditampilkan untuk kampanye.
Misalnya jika memang foto
ini berlebihan, kenapa para penggugat baru melaporkan setelah hasil perhitungan
keluar. Kenapa tidak waktu semasa kampanye? Tidak mungkin para caleg tidak
saling mengenal pesaingnya. Jika boleh sedikit berspekulasi, apakah mungkin
saja ada segelintir orang yang tidak rela dengan kemenangannya? dan mencari
jalan untuk menjatuhkannya?
Kita sadari benar bahwa
sistem demokrasi memang cita-cita bersama, namun mungkin dalam penerapannya
belum seratus persen . Seperti negara India, negara dengan penduduk terbanyak
dan memiliki sistem demokrasi. Cukup sulit untuk menyusur setiap penjuru kota dalam
pengadaan pemilu. Indonesia tentu memiliki masyarakat yang tak sebanyak India,
dan teknologi juga hampir tersebar di seluruh penjuru kota. Ada satu anekdot
yang yang berkembang dimasyarakat bahwa jika tidak kenal dengan caleg yang akan
dipilih maka pemilih secara sembarang memilih. Bisa jadi dari foto yang paling
cantik atau ganteng. Hal ini mungkin terjadi karena minimnya pengetahuan
pemilih terhadap caleg bisa jadi karena kampanye yang tidak efektif. Nah, dari
sini bisa ditarik kesimpulan bahwa masyarakat yang kurang mengenal caleg-nya
bisa saja memilih tanpa mengetahui visi-misi caleg tersebut, jadi hal yang
harus diperbaiki adalah sistem kampanye caleg yang lebih di tingkatkna lagi agar
kejadian seperti ini tidak berulang . dan apabila perlu buat perturan resmi
secara detail mengenai kampanye, supaya tidak menimbulkan masalah dikemudian
hari.
Jadi, kalau memang kita
masih di tahap proses ya kita harus terus belajar dan harus saling bahu membahu untuk.mewujudkan
demokrasi yang utuh di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar