Anak Tangga Kehidupan





Mengenai pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan disetiap momen. Apa itu ? ketika kuliah akan ditanya kapan selesai? Ketika selesai akan ditanya kapan kerja? Ketika kerja akan ditanya kapan menikah? dan seterusnya…. Jadi, izinkan saya bercerita sedikit tentang apa yang sedang ada dipikiran ini.

Manusia sejatinya hidup di dunia ini hanya sementara, di agama manapun meyakini bahwa setelah hidup di dunia, kita punya kehidupan selanjutnya.

Ketika lahir kita dijaga oleh orang tua kita, sampai kita dewasa. Pada umumnya masa kecil dilalui dengan mulus, begitu bahagia dan penuh kasih sayang. Saat menginjak masa remaja juga akan menyenangkan dan penuh kenangan. Ketika dewasa satu per-satu masalah datang dan bersatu menjadi masalah yang komplikatif. Manusia modern dituntut harus memiliki pendidikan , maka banyak orang dewasa yang berbondong-bondong masuk ke universitas untuk mendapatkan ijazah sarjana. Setelah menempuh pendidikan universitas orang dewasa akan diwisuda, mencari pekerjaan lalu bekerja, mencari pasangan lalu menikah, membangun keluarga dan memiliki anak kemudian menjadi tua lalu siklus ini diulang pada keturunannya.

Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini penuh dengan pola, mengapa dan bagaimananya selalu punya jawaban. Namun, untuk banyak hal mungkin penjelasan tidak dibutuhkan agar kita dapat memaknai hidup lebih baik.

Ibaratkan semua proses ini seperti anak tangga. Ketika hidupmu mulai beranjak dari satu tangga ke tangga lainnya, cermatilah seluruhnya. maknai proses hidupmu. Proses belajar yang didapat langsung dari hidup akan sangat ampuh membentuk kita menjadi manusia yang sebenarnya. Ya tentu semua tidak semudah itu. Namun, percayalah kamu tetap akan sampai pada waktunya, sampai nanti langkahmu terhenti.

Jalan cerita hidup setiap orang itu unik. Dan percaya atau tidak Tuhan selalu adil dalam membagi porsi hidup kepada siapapun. Ada orang yang sukses di usia muda, ada juga orang yang begitu-begitu saja hingga tua. Karena yang mengetahui isi hati ini hanya si pemilik dan Tuhan. Menurut saya terlalu berlebihan jika kita mengklasifikasikan orang berdasarkan apa yang kita lihat.

Bersabarlah dalam menjalani hidup ini, tiap orang tentu memiliki garis tangan yang berbeda walaupun bentuk tangannya samakan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pepongotenku sayang, Pepongotenku malang

Persilngan pendapat dengan orang tua

Berwisata Paket Komplit di Bur Telege